Selasa, 19 Oktober 2010

MANGGARAI BEBAS BENCANA, SIAPA TAKUT

Luar biasa. Kira-kira ucapan yang pas bagi pemerintah kabupaten Manggarai. Bagaimana tidak, semua komponen yang ada termasuk para SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) telah berintergrasi bersama membahas isu bencana lintas stakeholder. Isu bencana di kabupaten yang kaya akan hasil kopi ini telah menjadi isu bersama tidak lagi bersifar sektoral.

Tepatnya tanggal 15 Oktober 2010, hampir semua SKPD beserta NGO lokal merencanakan secara bersama-sama tentang pengintegrasian pembangunan daerah termasuk anggaran yang berprespektif bencana. Terkait dengan umur BPBD ini maka kami di kantor ini masih sangat mengalami kekurangan dari berbagai macam hal. Apakah itu berkaitan dengan kapasitas kami sendiri sebagai pegawai di BPBD juga terkait dengan anggaran yang belum memamadai sebagai fasilitas yang disediakan untuk memperlancar jalannya berbagai kegiatan, demikian ucapan pembuka  Drs.Anggalus Angkat, Msi kepala BPBD Manggarai.

 Pertemuan tersebut,  juga membahas  perlunya  Peraturan Daerah tentang Penyelanggaraan Bencana kabupaten Manggarai sebagai payung hukum bagi BPBD untuk menjalankan tugas dan fungsinya dan kemudian diajukan ke lembaga legislatif.

Serius tapi santai . Kira-kira begitulah suasana pertemua yang diadakan di kantor BPBD.  Kesempatan yang ditunggu-tunggu datang juga. Untuk diketahui oleh Bapak sebagai kepala BPBD bahwa Pokja ini sudah lama sekali berpikir tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penanganan bencana di kabupaten Manggarai.  Tetapi jujur mau saya katakan Pemerintah Manggarai selalu melihat mereka ini (TIM FIRD) adalah lawannya pemerintah.
Kami di RSUD sudah terlalu yang dibantu Tim Fird sampai kami merumuskan yang namanya Sphere Sector di RSUD,  ungkap Ibu Since pegawai di RSUD Ruteng.

Untuk menindaklanjuti hasil  pertemuan,  pada kesempatan yang sama ada usulan bersama  untuk dilakuakan , yakni:
1. Isu kebencanaan  harus menjadi isu bersama semua unsur baik pemrintah, NGO, maupun masyarakat
2. Dibutuhkan  payung hukum bagi BPBD untuk menjalankan tugas dan fungsinya yang  lebih luas
3. Masyarakat harus menjadi subyek dalam merencanakan dan melaksanakan pengurangan risiko bencana
4. Paradigama penanganan bencana harus dirubah dari tanggap darurat ke pra bencana

Menjadi penting dan sangat berarti bagi kami pertemuan pada hari ini dan kami melihat kalaupun bagi Tim Fird adalah pertemuan Pokja tetapi bagi kami, ini sebuah pertemuan awal yang harapan kedepannya Tim Fird kami meminta untuk saling mengingatkan kami dan juga meminta sumbangan pemikiran terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan penanganan bencana di kabupaten ini, ungkap Kaban BPBD.

Menutup pertemuan, semua peserta baik pemrintah maupun TIM FIRD Manggarai mengharapkan adanya komuikasi yang berkelanjutan sehingga  ada perkembangan yang terbaru dari pihak yang terkait dapat didiskusikan atau direspon dengan  cepat. Kalaupun ada perbedaan pendapat kita hari ini jadikan sebagai kekuatan kita bersama untuk menata Manggarai  bebas dari  bencana………salut untuk mu kraeng..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar