Minggu, 12 Desember 2010

APA KABAR EGON


Hingar bingar kabar tentang Letusan Merapi meramba sampai ke pelosok tanah air. Tidak heran dalam beberapa pekan terakhir letusan Merapi selalu menjadi omongan semua orang bahkan sampai ke ibu-ibu rumah tangga sekalipun. Namun perlu diingat gunung api di Indonesia bukan cuma Merapi masih ada juga  di pulau lain di negeri ini selain pulau Jawa. Sebut saja Egon, lengkapanya gunung Egon. Memang tidak se-terkenal Merapi namun akhir-akhir ini Egon kembali menunjukan akifitasnya sebagai gunung api aktif.
Letaknya di pulau Flores tepatnya di kabupaten Sikka, pasca letusan terakhir tahun 2008, aktifitas Egon kembali menunjukan peningkatan yakni dengan memberi tanda-tanda panas di sekitar kaki gunung. Tidak heran warga disekitar kakai gunung mengalami kepanasan serta bau belerang yang menyengat. Memang saat ini cukup terasa panas di desa kami, panas ini tidak seperti biasanya yang kami rasakan. Biasanya panas ini hanya terjadi di siang hari tapi sekarang ini malam hari terasa panas sekali, ungkap Benediktus Laba Kepala Desa Nanga Lobong.
Menurut informasi yang diperoleh, akibat letusan Egon tahun 2008, kerugian yang dialami sangat tinggi terutama aset penghidupan masyarakat di beberapa desa kecamatan Waigete salah satunya desa Egon. Pada letusan tahun 2008, hampir semua lahan perawahan yang ditanami padi serta sayuran ditutupi abu setebal 15 cm. Kemudian hampir semua sumur untuk kebutuhan air minum dimasuki oleh abu gunung Egon.  Sehingga saat terjadi letusan situasi tanggap darurat yang dilakukan oleh pemdes Egon yakni dengan mendatangkan air bersih untuk minum bagi masyarakat dari Maumere, ungkap Heron Kepala Desa Egon.
Egon yang tingginya sekitar 1700 meter dari permukaan laut memang salah satu ancaman nyata bagi masyarakat di dua kecamatan yakni Waigete di sisi Utara dengan kecamatan Mapitam disi Selatan. Hampir setiap 4-5 tahun sekali Egon selalu memberi ancaman sehingga tidak mengherankan lagi apabila masyarakat di sekitar Egon sudah menjadi terbiasa. Beruntungnya ancaman meletusnya Egon menjadi pelajaran tersendiri bagi mereka terutama bagaimana seharusnya mereka lakukan apabila Egon meletus.  Sampai saat ini, masyarakat di dua desa yang berada dekat dengan Egon sudah melatih diri dengan simulasi tanggap darurat serta memetakan wilayah desa. Hal ini menurut masyarakat menjadi sangat penting, mengingat pengetahuan tentang kebencanaan harus diperoleh sehingga risiko yang ditimbulkan apabila Egon meletus dapat diminimalisir terutama korban jiwa.
Namun, menurut pengakuan warga, meletusnya Egon tahun 2008 tidak seperti gunung api yang lain. Ketika meletus, Egon tidak memberikan tanda-tanda akan terjadi meletus layaknya gunung api. Sekitar pukul 10.00 wita, tiba-tiba saja masyarakat dikagetkan dengan bunyi gemuruh dari gunung serta semburan awan panas. Kepanikan warga memuncak ketika hujan abu terus mengguyur warga di dua desa serta luapan material ke arah Selatan gunung Egon.  
Oleh karena itu, ketika ada indikasi akan terjadi meletus Egon yang saat ini dalam status waspada, masyarakat di sekitar kaki gunung Egon sudah melakukan persiapan dari berbagai macam seperti surat-surat penting, air minum bersih, makanan cadangan, obat-obatan, tenda-tanda serta informasi penting lainnya menyangkut jalur serta titik evakuasi bagi para pengungsi terutama di desa Nanga Lobong yang jarak hanya 5 km dari puncak Egon, hal ini dilakukan mengingat jumlah warga desa tersebut sekitar 2335 jiwa termasuk 70 jiwa lansia serta 150 jiwa para penyandang cacat..........hati-hati moat