Kamis, 07 April 2011

KAMI BELAJAR KESEHATAN TAPI KENAPA HARUS BELAJAR TENTANG BENCANA?

  Bagi masyarakat awam terasa sangat janggal kalau Akademi Perawat belajar ilmu bencana. Kira-kira apa hubungannya? Padahal yang harus mereka pelajari tentang obat-obatan atau penyaki t.

Akademi Perawat Ende biasa dikenal dengan AKPER Ende, telah mengintegrasikan ilmu bencana kedalam kurikulum sekolahnya. Ada beberapa alasan, Pertama, berdasarkan pengalaman wisudawan/i angakatan terdahulu, eks tamatan AKPER Ende masih  minim pengetahuan  tentang kebencanaan, mengingat ketika terjadi bencana mereka kebingungan melakukan pertolongan yang bersifat massal. Kedua, Flores dan Kepulauannya merupakan daerah yang sangat rentan dengan bencana baik bencana alam sampai bencana non alam. Ketiga, Fenomena bencana di Indonesia yang sangat sering terjadi membuat para akademisi AKPER Ende untuk segera memasukan pengetahuan tentang kebencanan kedalam mata kuliah.

“Memang kami baru mulai menerapkan ilmu kebencanaan ini ke dalam kurikulum  sekolah,  sekarang kami terapkan di semester V, ungkap Sislaus Bendu salah seorang dosen yang mengajar di AKPER Ende. Kami berharap, ungkapnya lagi, pada tahun ajaran yang akan datang yakni 2011 dan seterusnya akan dimulai dari semester I, mengingat pengetahuan akan kebencanaan harus diberih lebih awal kepada mahasiswa, karena bencana datang tidak pernah mengenal waktu. Sehingga setelah tamat nanti mereka sudah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang bencana. 

AKPER Ende dalam merumuskannya mempunyai beberapa capaian, yakni: Pertama, agar pemahaman tentang bencana dapat diberikan lebih awal kepada mahasiswa sehingga mereka mampu mengaplikasikan kepada masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan. Kedua, Setelah tamat nanti mahasiswa AKPER mampu memetakan ancaman yang ada di tempat tugasnya, sehingga risiko yang timbul dapat diminimalisir terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Ketiga, menjadikan AKPER Ende sebagai model bagi  AKPER di  provinsi NTT.

Memang masih panjang proses yang harus dilakukan oleh jajaran akademisi, namun tidak salah juga kalau harus memulai dari sekarang. Saat ini mata kuliah yang diajarkan  adalah manajemen bencana, yakni pemetaan terhadap daerah  yang rawan bencana di setiap kecamatan yang ada di kabupaten Ende. Sementarra itu porsi perbandingan antara teori dan praktenya sekitar 70% untuk teori serta 30% praktek.

Untuk menguatkan kapasitas serta nama besar, dalam waktu dekat AKPER Ende akan bekerja sama dengan Dinkes, Badan Penanggulanagn Bencana Daerah (BPBD) serta beberapa pihak lain yang dianggap mempunyai relevansi terhadap pengembangan AKPER Ende yang lebih maju.

Penerapan mata kuliah ini di AKPER dieharapkan, setelah tamat nanti mahasiswa/i dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh kepada masyarakat sehingga risiko yang timbul dapat diminimalisir terutama korban jiwa yakni anak-anak, lansia serta para penyandang cacat sebagai komponen paling rentan ketika terjadi bencana…….viva AKPER Ende

Tidak ada komentar:

Posting Komentar