Rabu, 02 Maret 2011

SAYA MERASA SENANG KARENA BISA MEMBANTU ORANG LAIN

Bencana memang tidak mengenal orang, waktu serta status sosial kita, ketika datang dan menerjang kita. Namun kita sebagai manusia harus selalu waspada serta mengantisipasinya agar risko yang ditimbulkan dapat ditekan seminim mungkin kalau perlu tidak ada.
Berikut ini petikan wawanacara Redaksi Gong Flores dengan Ibu Maria Sirce Demo Community Organizer (CO) desa Gololobos Kecamatan Pocoranaka kabupaten Manggarai Timur.
 
Selamat Pagi Ibu apa kabar :GF
Selamat pagi juga, kabar baik
 
Kenapa ibu tertarik sebagai pendamping pada program bencana di desa Gololobos? GF
Terus terang saya sangat merasa terimakasih kepada pemerintah desa saya serta TIM FIRD Manggarai karena mereka sudah percayakan saya sebagai Community Organizer. Banyak hal serta pengetahuan yang saya peroleh dari mengikuti kegiatan ini. Jujur saya selama ini belum kenal dengan istilah bencana hanya kenal saja tapi tidak paham apa itu bencna sebenarnya serta bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengurangi risikonya.
 
Kira-kira menurut ibu bencana apa yang ada di desa ibu apabila terjadi nanti? GF
Setelah saya pelajari dari FIRD, dikatakan bencana kalau ada risiko yang ditimbulkan kalau belum ada maka itu disebut ancaman. Nah kalau di desa saya ancaman nyata yang ada yakni gunung api Pocoranaka serta tanah longsor. Kedua ancaman ini sangat berpotensi terjadi sewaktu-waktu. Gunung Pocoranaka misalnya pernah meletus 1987, kalau tanah longsor, Manggarai ini sangat rentan karena tanah di desa kami sangat labil strukturnya. Apalagi musim hujan seperti sekarang ini kami sangat waspada terutama hujan sudah berlangsung 2-4 jam.
 
Selama bergabung dan punya pengetahuan cukup, apa yang dapat ibu lakukan di desa? GF
Sudah lumayan cukup pengetahuan yang diperoleh walaupun tidak menguasasi seluruhnya namun saya sudah percaya diri untuk melakukan di desa saya. Saya kadang-kadang inisiatif langsung datang ke dusun-dusun mengsosialisasi dan berdiskusi dengan masyarakat di dusun terutama orang-orang tua yang ada dan menanyakan peristiwa-peristiwa apa saja yang pernah terjadi 10-20 tahun kebelakang.
 
Kenapa harus sosialisasi dan diskusi? GF
Karena saya merasa kalau masyarakat belum mengetahuai pengetahuan dasar tentang bencana maka sangat sulit kita mengajak mereka untuk melakukan sesuatu untuk mencegah terjadi bencana. Nah saat sosialisasi saya dapat berdiskusi dan kira-kira saya dapat mengetahui bagaimana respon masyarakat. Karena untuk mengurangi risiko bencana masyarakat harus lebih dahulu mengetahui ancaman , kerentanan, serta kapsitas yang dimiliki di desa.
 
Apa tindakan konkrit yang sudah ibu lakukan di desa Gololobos? GF
Di desa Gololobos, kami sudah membentuk Tim Siaga Bencana Desa atau TSBD serta beberapa rencana aksi masyarakat yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Dan setiap bulan kami melakukan diskusi-diskusi tentang bencana dan penyebabnya serta berubahan iklim yang saat ini lagi ramai dibicarakan.
Apa dasar pemikiran sehingga ibu bersama rekan membentuk TSBD serta diskusi tiap bulan di desa? GF
Saya sendiri sebelum bergabung dengan program ini juga bingung kira-kira apa yang harus dilakukan oleh masyarakat apabila terjadi bencana, karena informasi yang saya lihat dan saya baca di media tentang bencana ternyata sangat takut dan sedih apabila ada korban jiwa dari keluarag kita. Nah atas dasar itulah saya beranggapan kalau masyarakat di desa saya harus mengetahui lebih banyak tentang kebencanaan. Setelah bergabung dengan FIRD ada bekal ilmu yang diperoleh maka di desa kami ternyata harus punya wadah/oraganisasi yang menangani bencana. Berdasarkan musyawara mufakat di kantor desa, akhirnya kami membentuk TSBD.

Apa suka dan duka yang ibu alami selama bergabung dengan FIRD? GF
Jujur saya harus katakan bahwa selama bergabung banyak hal yang saya alami. Misalnya ketika pertemuan yang dinjanjikan tiba-tiba batal saya sangat emosi apalagi saya sudah bilang ke suami dan anak-anak kalau hari rabu (misalnya) kami ada pertemuan di dusun. Kalau sukanya , menurut saya dan saya pikir selama ini bahwa pengetahuan serta pengalaman seperti ini sangat sulit kita peroleh secara cuma-cuma. Terus selama mengikuti kegiatan ini saya menjadi lebih berani berbicara di hadapan orang banyak.
 
Apa kesan yang paling ibu rasakan selama mengikuti kegiatan ini?GF
Ternyata memimpin orang banyak tidak gampang dan butuh kesabaran, dan satu lagi harus bijak .
 
Bagaimana dukunga dari keluarga? GF
Terutama suami saya dia sangat mendukung dengan tugas yang dilakukan oleh saya, dan selalu berpesan selalu jaga diri baik-baik, hati-hati. Sedangkan ke 4 anak saya mereka merasa bangga punya ibu yang masih peduli dengan masalah kemanusiaan serta senang dan tanpa beban menghadapi rutinitas yang harus menghadapi orang banyak.
 
Terimaksih ibu atas waktunya, GF
Terimakasih juga...semoga sukses selalu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar