Rabu, 02 Maret 2011

SENTUHAN TANGANMU DAMAIKAN HATIKU

 
Cukup dingin udara siang itu di desa Golo Lobos. Angin sepoi-sepoi selalu datang menyapa siapapun tamu yang datang. Lima menit ketika kami mengijakan kaki di desa tersebut, sesaat itu juga puncak gunung Pocoranaka menunjukan dirinya tanpa beralasakan sebatang pohon pun yang menghiasi puncak gunung tersebut.
Dibalik rumah mungil muncul ibu muda, dengan penampilan apik, Redaksi Gong Flores menyapa. Dengan senyuman yang khas ibu itu lalu duduk sambil memperhatikan sekeliling, karena merasa dirinya menjadi pusat perhatian. Benar saja karena Ibu Ida Widyawati dalam waktu 30 menit akan ditanyai oleh Gong Flores tentang partisipasinya mengikuti pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD).
Saya merasa ada yang beda setelah saya pulang dari Ende setelah mengikuti pelatihan PPGD, walaupun tidak semuanya saya tahu tapi lumayan buat kami yang ada di desa belajar tentang pertolongan pertama.. Sambil duduk di teras rumah ditemani dinginya angin, banyak hal yang saya peroleh dari pelatihan tersebut karena disana (Ende) saya dapat bertukar informasi, pengetahuan serta pengalaman dengan kwan-kawan dari Ende, Lembata yang mungkin punya pengalaman yang beda dengan kami di Manggarai. Terutama saat praktek, ternyata bambu atau batang pisang bisa juga dipakai untuk menolong korban patah tulang sebelum di bawah ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. Selain itu saya juga mengetahui bagaimana seharusnya menolong korban pingsan, terutama langkah-langkah yang harus dilakukan dari awal sampai akhir.
Ada satu kesan yang palig unik menurut saya selama mengikuti pelatihan,, yakni rasa keakraban serta suasana kekeluargaan sangat dijunjung tinggi, padahal kami datang dari wilayah yang berbeda........
Sedikit rasa malu-malu ketika ditanya tentang dirinya mampu mengfasilitasi setelah pulang pelatihan dari Ende, Ibu dengan usia 37 tahun memaparkan, sebenarnya saya sendiri agak ragu apakah saya bisa memberi pelatihan kepada masyarakat desa Golo Lobos , namun berbekal dorongan dari suami serta semangat untuk melayani akhirnya pada tanggal 16 Desember 2010, bertempat di kantor desa saya dibantu oleh rekan-rekan Community Oragnizer (CO), mulailah saya memberikan materi kepada masyarakat desa yang diawali dengan paparan tentang tujuan dari pelatihan tersebut serta capaian dari pelatihan PPGD.
Pada saat peragaan, masyarakat merasa heran kalau bahan lokal seperti bambu, batang pisang dapat menjadi alat yang dapat membungkus korban patah tulang atau tangan. Selama ini masyarakat belum mengetahui secara betul teknik-teknik khusus menolong korban yang pingsan, serta bagaimana mengangkat korban yang tidak bisa berjalan serta menggendong korban.
Ketika menjawab pertanyaan yang ditanya tentang perasaan setelah melatih masyarakat, dengan senyum yang lembut dari ibu yang kini sudah mempunyai 3 orang anak ini, saya merasa puas dan bangga kalau saya dapat memberikan pengetahuan atau pengalaman saya kepada masyarakat di desa, dan dalam hati kecil saya berkata kalau kita mau belajar ternyata kita bisa juga melakukan sesuatu untuk kepentingan masyarakat banyak terutama masalah kemanusiaan. Apabila ada kesempatan lagi memberikan informasi atau pengetahuan kepada orang lain, dengan senang hati saya akan melakukan dengan tulus ...................che

Tidak ada komentar:

Posting Komentar